3kota dijatim yg tdk mungkin didatangi presiden RI
Nah, berikut ini merupakan tiga kota di Indonesia yang terlarang untuk dikunjungi Presiden RI berdasarkan mitos.
1. Kota atau Kabupaten Kediri
Mitos mengenai presiden yang dilarang menginjakkan kaki di kota ini sudah menjadi semacam folklore yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Sekaligus juga sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat terutama di eks-Karesidenan Kediri.
Pada tahun 2020 silam, Pak Pramono Anung yang merupakan orang asli Kediri bercanda kepada Pak Jokowi terkait angkernya kota ini ketika sedang menghadiri acara Himpunan Musyawarah Santri di Pondok Lirboyo.
Melansir artikel beritajatim, mitos ini dipercayai berawal dari dua kutukan pada zaman kerajaan. Kutukan pertama, dari penguasa kerajaan Kalingga yaitu Kartikea Singha yang menyusun kitab tentang hukum pidana pertama di nusantara, yang kemudian diberi nama Kalingga Darma Sastra dan terdiri dari 119 pasal.
Kartikea Singha juga memberikan kutukan ketika menyusun kitab tersebut yang berbunyi:
“Siapa kepala negara (yg memiliki jabatan tinggi) yang tidak suci benar masuk wilayah kota Kediri maka dia akan jatuh.”
Kutukan kedua, dari riwayat Babat Kadhiri pada masa kerajaan Kediri. Bunyi kutukan tersebut:
“Jika pasukan Kediri menyerang musuh di daerah lawan lebih dulu akan selalu memenangkan pertempuran, akan tetapi sebaliknya jika musuh langsung menyerang ke pusat kerajaan Kediri lebih dulu maka musuh itu akan selalu berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang”.
Sebagian besar masyarakat di sekitaran Kediri dan Blitar mengaitkan mitos ini dengan lengsernya Bung Karno dan Gus Dur. Yang mana dipercayai ada kaitannya dengan kunjungan beliau berdua ke Kediri sewaktu masih menjabat sebagai presiden.
2. Kabupaten Bojonegoro
Mitos ini berasal dari zaman kerajaan, di mana orang-orang percaya bahwa ketika dua kerajaan sedang berperang, barang siapa yang lebih dulu menyeberangi Bengawan Solo (masuk wilayah Bojonegoro), maka mereka akan mengalami kekalahan.
Hal ini terbukti dari kisah Arya Penangsang yang menyeberangi Bengawan Solo terlebih dahulu untuk menyerang prajurit Pajang. Dalam cerita buku Babad Tanah Jawi yang disusun oleh W.L. Olthof di Leiden, Belanda pada 1941, Arya Penangsang kehilangan kesaktiannya secara tiba-tiba sehingga ia kalah dan mati dalam peperangan tersebut.
3. Kudus
Masyarakat Kudus percaya bahwa Sunan Kudus telah memasang Rajah Kalacakra di gerbang atau pintu masuk menuju masjid Kudus. Konon, rajah itu mampu menghilangkan kekuatan atau linuwih bagi orang yang melewatinya.
Dalam konteks mitos tersebut, Presiden dianggap memiliki kekuasaan (kekuatan) apabila masuk wilayah ini maka akan segera lengser dari jabatannya.
Hanya ada dua presiden yang pernah mampir ke Kudus dalam acara resmi. Gus Dur pernah melakukan kunjungan ke Kudus dan sowan ke kediaman tokoh kyai Kudus. Kemudian, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah mengunjungi Kudus di penghujung masa kepemimpinannya pada tahun 2014.
Demikianlah tiga kota yang memiliki mitos terkait kekuasaan Presiden RI akan lengser bila berkunjung ke sana.
Mitos-mitos ini sekaligus menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia masih memiliki kearifan lokal yang beragam. ( edt )